Sunday, December 27, 2020

Article 03

 

MENGENANG NH DINI,

SASTRAWAN FEMINIS YANG PEDULI DENGAN PENDIDIKAN ANAK

 

Kompas.com NH Dini (Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin) merupakan salah satu tokoh sastra kenamaan Indonesia kelahiran Semarang, Jawa Tengah 29 Februari 1936. NH Dini mempunyai kegemaran menulis sejak masih di bangku sekolah. Pada saat itu, ia sering menulis sajak dan cerpen.

Selama puluhan tahun berkiprah sebagai penulis, karya monumental NH Dini baru lahir sekitar 20 tahun kemudian, tepatnya pada 1972. NH Dini telah melahirkan tak kurang dari 40 judul buku, dan juga aktif menulis cerita pendek (cerpen), dan puisi. Cerpen-cerpenya juga semakin sering mengisi halaman-halaman sastra di Majalah Kisah dan Mimbar Indonesia. NH Dini juga menerbitkan novel pertamanya yang berjudul Pada Sebuah Kapal yang langsung dicetak sebanyak 5.000 eksemplar. Beberapa judul novelnya yang terus dikenang dan mendapat banyak apresiasi, antara lain La Barka (1975), Namaku Hiroko (1977), Padang Ilalang di Belakang Rumah (1978), dan Keberangkatan (1987).

Pejuang Kesetaraan Gender

Karya-karya NH Dini banyak menyuarakan kritik sosial, termasuk perlawanan perempuan terhadap tradisi patriarki yang ada di hampir seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu, ia kerap didapuk sebagai penulis yang aktif menyuarakan kesetaraan gender. Pada novel yang berujudul Pada Sebuah Kapal (1972), ia mendobrak stereotip tentang sosok perempuan dan istri ideal dalam tradisi patriarki. NH Dini juga menuntut kesetaraan terhadap perempuan, termasuk soal pandangan virginitas. Ia beranggapan bahwa perempuan tidak perawan dan tidak bersuami bukanlah perempuan yang tidak suci, termasuk janda. NH Dinni juga menyuarakan kebebasan perempuan untuk menentukan hidupnya. Ia mengaplikasikannya dengan terus bekerja dan aktif menulis hingga akhir hayatnya, karena pada saat itu pandangan tentang perempuan bekerja masih dianggap tabu.

Peduli Pendidikan Anak

Karya sastra anak yang ditulisnya, seperti Cerita Rakyat dari Prancis1 dan 2Genevievedari Paris, serta Cernunnos Dewa Menjangan memperlihatkan bahwa NH Dinni juga memperhatikan pendidikan anak.

Pada karyanya, NH Dinni menggunakan gaya dan cara penulisan yang sama seperti ketika menulis karya lainnya. Misalnya, melakukan riset mendalam untuk dijadikan latar cerita sesungguhnya sebelum menulis. NH Dini juga mahir menyajikan makna dari nilai dan moral yang ingin ia sampaikan. Hal ini terlihat dari kosa kata yang digunakan. NH Dinni tak ingin membentuk perilaku dan pemikiran seragam pada anak, sehingga ia menghindari penggunaan kata perintah dalam ceritanya. Ia lebih memilih untuk menyajikan kisah penuh makna tanpa kesan memerintah, sehingga anak-anak dapat membuat keputusan sendiri. Oleh karena itu, karyanya memiliki perspektif yang berbeda dari buku-buku anak lainnya (dosen Universitas Negeri Jakarta Murti).

NH Dini meninggal dunia pada tanggal 4 Desember 2018. Perjalanan hidup NH Dini sebagai seorang penulis sekaligus ibu yang memperjuangkan kesetaraan gender dan hak anak melalui karya-karyanya dapat menjadi inspirasi bagi kaum perempuan. Dengan menjunjung kesetaraan, maka setiap perempuan secara tak langsung telah mengamalkan nilai Pancasila.


~thxu for reading~


Dikutip dari:

Kompas.com | Kamis, 24 Desember 2020 | 21:24 WIB

No comments:

Post a Comment