MENGENANG NH DINI,
SASTRAWAN FEMINIS YANG
PEDULI DENGAN PENDIDIKAN ANAK
Kompas.com – NH Dini (Nurhayati Sri
Hardini Siti Nukatin) merupakan salah satu tokoh sastra kenamaan Indonesia kelahiran
Semarang, Jawa Tengah 29 Februari 1936. NH Dini mempunyai kegemaran menulis
sejak masih di bangku sekolah. Pada saat itu, ia sering menulis sajak dan
cerpen.
Selama puluhan tahun berkiprah sebagai penulis, karya monumental
NH Dini baru lahir sekitar 20 tahun kemudian, tepatnya pada 1972. NH Dini telah
melahirkan tak kurang dari 40 judul buku, dan juga aktif menulis cerita pendek
(cerpen), dan puisi. Cerpen-cerpenya juga semakin sering mengisi
halaman-halaman sastra di Majalah
Kisah dan Mimbar
Indonesia. NH Dini juga menerbitkan novel pertamanya yang berjudul Pada Sebuah Kapal yang
langsung dicetak sebanyak 5.000 eksemplar. Beberapa judul novelnya yang terus
dikenang dan mendapat banyak apresiasi, antara lain La Barka (1975), Namaku Hiroko (1977), Padang Ilalang di Belakang Rumah (1978),
dan Keberangkatan (1987).
Pejuang Kesetaraan
Gender
Karya-karya NH Dini banyak menyuarakan kritik sosial, termasuk
perlawanan perempuan terhadap tradisi patriarki yang ada di hampir seluruh
aspek kehidupan. Oleh karena itu, ia kerap didapuk sebagai penulis yang aktif
menyuarakan kesetaraan gender. Pada novel yang berujudul Pada Sebuah Kapal (1972),
ia mendobrak stereotip tentang sosok perempuan dan istri ideal dalam tradisi
patriarki. NH Dini juga menuntut kesetaraan terhadap perempuan, termasuk soal
pandangan virginitas. Ia beranggapan bahwa perempuan tidak perawan dan tidak
bersuami bukanlah perempuan yang tidak suci, termasuk janda. NH Dinni juga
menyuarakan kebebasan perempuan untuk menentukan hidupnya. Ia
mengaplikasikannya dengan terus bekerja dan aktif menulis hingga akhir hayatnya,
karena pada saat itu pandangan tentang perempuan bekerja masih dianggap tabu.
Peduli Pendidikan
Anak
Karya sastra anak yang ditulisnya, seperti Cerita Rakyat dari Prancis1 dan 2, Genevievedari Paris,
serta Cernunnos Dewa
Menjangan memperlihatkan bahwa NH Dinni juga memperhatikan
pendidikan anak.
Pada karyanya, NH Dinni menggunakan gaya dan cara penulisan yang
sama seperti ketika menulis karya lainnya. Misalnya, melakukan riset mendalam
untuk dijadikan latar cerita sesungguhnya sebelum menulis. NH Dini juga mahir
menyajikan makna dari nilai dan moral yang ingin ia sampaikan. Hal ini terlihat
dari kosa kata yang digunakan. NH Dinni tak ingin membentuk perilaku dan
pemikiran seragam pada anak, sehingga ia menghindari penggunaan kata perintah
dalam ceritanya. Ia lebih memilih untuk menyajikan kisah penuh makna tanpa
kesan memerintah, sehingga anak-anak dapat membuat keputusan sendiri. Oleh
karena itu, karyanya memiliki perspektif yang berbeda dari buku-buku anak
lainnya (dosen Universitas Negeri Jakarta Murti).
NH Dini meninggal dunia pada tanggal 4 Desember 2018. Perjalanan
hidup NH Dini sebagai seorang penulis sekaligus ibu yang memperjuangkan
kesetaraan gender dan hak anak melalui karya-karyanya dapat menjadi inspirasi
bagi kaum perempuan. Dengan menjunjung kesetaraan, maka setiap perempuan secara
tak langsung telah mengamalkan nilai Pancasila.
~thxu
for reading~
Dikutip dari:
Kompas.com
| Kamis, 24 Desember 2020 | 21:24 WIB
No comments:
Post a Comment